Selasa, 23 Juli 2013

pengamatan ekosistem hortikultura



BAB I
PENDAHULUAN
a.      Dasar Teori
Ekosistem pertanaman hortikultura memiliki komponen yang berbeda dari eosistem tanaman padi sawah. Demikian juga pertanaman tanaman industri. Bahkan antar ekosistem pertanaman tanaman pangan atau hortikultura dan tanaman industri dari jenis yang berbeda juga memilki komponen eosistem yang berbeda , termaksud pada kondisi lingkungan fisiknya. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan pada ekosistem tanaman hortikultura untuk mengetahui perbandingannya dengan pertanaman padi sawah yang sudah diamati pada acara sebelumnya.
Masing-masing jenis pertanaman  menerapkan teknik budidaya yang berbeda. Untuk itu kultur tenis perlu diterapkan, misal ada tidaknya pengolahan tanah sebelum tanam , jarak tanam, penggunaan ajir, untuk menyangga tanaman, pengendalian gulma, dan pengolahan hama penyakit yamg diterapkan.
Tanmana industri umumnya ditanam pada skala luas, kultur teknis yang diterapkan juga berbeda dengan pertanaman tanaman pangan dan hortikultura yang umumnya berskala jauh lebih kecil.

b.      Tujuan Praktikum
1.      Mengukur variabel faktor lingungan pada ekosistem tanaman hortikultura
2.      Mendeteksi keragaman faktor biotik pada ekosistem yang diamati
3.      Mengamati perilaku faktor bioti dan menentukan perannya dalam ekosistem
4.      Menentukan hubungan (relasi & inetrelasi) antar faktor biotik
5.      Menggambarkan daur komponen fator abioti dalam ekosistem yang diamati
6.      Menggambarkan jaring faktor biotik / rantai makanan dalam eosistem
7.      Membuat kesimpulan kondisi pertanaman dalam kontes PHPT





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa Latin ‘hortus yang artinya kebun dan ‘colere’ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman di kebun. Konsep ini berbeda dengan Agronomi, yang merupakan membudidayakan tanaman di lapangan. Budidaya di kebun bersifat lebih intensif, padat modal dan tenaga kerja. Namun, hortikultura akan akan menghasilkan pengembalian, apakah berupa keuntungan ekonomi atau kesenangan pribadi, yang sesuai dengan usaha yang intensif tersebut.Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak sangat lama. Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi. Dalam prakteknya, semua itu tidak terlepas dari seni.
Komoditas hortikultura berbeda dengan komoditas agronomi. Pada umumnya komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup sehingga perisibel (mudah rusak), dan air merupakan komponen penting dalam kualitas. Di lain pihak, komoditas agronomi dimanfaatkan sesudah dikeringkan, sehingga tidak hidup lagi. Tergantung pada cara pemanfaatannya, suatu spesies yang sama bisa tergolong menjadi komoditas hortikultura atau agronomi. Sebagai contoh, jagung (Zea mays). Jagung yang dipanen muda untuk sayuran (baby corn) atau sebagai jagung manis rebus (sweet corn) adalah komoditas hortikultura, tetapi jagung yang dipanen tua untuk makanan pokok, tepung maizena, atau makanan ternak adalah tanaman agronomi. Jagung tersebut walaupun sama spesiesnya, tetapi cara produksi dan pemanfaatan hasilnya sangat berbeda. Demikian pula kelapa, kalau dipanen muda untuk es kelapa, buah ini termasuk hortikultura, tetapi kalau dipanen tua untuk santan atau produksi minyak, dia menjadi komoditas agronomi.
Budaya masyarakat juga mempengaruhi penggolongan tanaman. Sebagai contoh, kentang di Indonesia adalah tanaman hortikultura, tetapi di Amerika Serikat termasuk tanaman agronomi. Ubi jalar di Indonesia adalah tanaman agronomi, tetapi di Jepang adalah tanaman hortikultura. Yang menarik adalah kelompok tanaman industri seperti kopi, kakao, teh di Indonesia digolongkan pada tanaman agronomi, padahal ini adalah tanaman kebun yang secara Internasional seringkali masuk dalam kelompok tanaman hortikultura.
Komoditas hortikultura adalah kelompok komoditas yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, bunga, tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Kalau dilihat dari cara penggunaan, habitus tanamannya maupun fungsinya, nampaknya kelima kelompok anggota hortikultura merupakan komoditas-komoditas yang sangat berbeda satu dengan yang lain.Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi sebagai pangan manusia, sedangkan bunga dan tanaman hias tidak dimakan, dan tanaman obat lain lagi penggunaannya. Pohon buah-buahan sebagian besar habitusnya adalah pohon, sedangkan sayuran adalah herba. Tetapi sebenarnya seluruh komoditas hortikultura mempunyai ciri penting yang sama satu dengan yang lain.






















           
BAB III
BAHAN & ALAT PRAKTIKUM
1.      Lahan pertanian pertanaman pangan yang telah ditentukan (padi sawah dikampus)
2.      Alat ukur faktor lingkungan ( termometer udara & tanah , Ph tanah dan air, higrometer udara & tanah,luxmeter)
3.      Penuntun Praktium & Borang data
4.      Buku catatan & alat tulis (dibawa sendiri oleh masing-masing individu)

c.       Prosedur kerja
1.      Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa sudah harus membaca meteri praktikum dan berada dilokasi pratikum yang telah ada
2.      Setiap peserta praktikum berkelompok sebanyak 4-5 orang sehingga ada 5 (lima) kelompok dalam setiap shift praktikum, dan mengambil peralatan dengan laboran atau petugas yang telah ditentukan, dan menuju lokasi pengmatan setelah melapor kepada Dosen Pembimbing Praktium dan mendapatkan  titik lokasi pengamatan
3.      Setiap kelompok praktikum melaukan pengamatan pada titik yang sudah ditentukan, yaitu pada satu bagian dari bentang diagonal dengan 4 (empat) titi pada sudut jajar genjang dan 1 (SATU) titik ditengah
4.      Pelaksanaan pengamatan dipandu oleh borang data yang tersedia
5.      Setelah selesai pengamatan faktor lingkungan (abiotik), peserta praktikum melakukan pengamatan faktor biotik
6.      Menggambarkan relasi & interaksi antar jenis dalam ekosistem
7.      Menggambaran daur komponen faktor abiotik dalam ekosistem yang diamati
8.      Menggambarkan jaring faktor bitik/rantai makanan dalam ekosisitem
9.      Mengumpulkan hasil pengamatan kepada Dosen Pembimbing
10.  Mengambil kembali Borang Data untk bahan Penyususn Laporan Akhir
11.  Membuat kesimpulan Kondisi Pertanaman dalam Konteks PHPT




BAB IV
PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan.
Keterangan  lokasi pengamata            : Persawahan    depan laboratorium TIP
Nama pemilik tanaman                       : UNIB (diolah oleh bapak suparman)
Jenis tanaman                                      : Padi (Oriza sativa )
Luas tanaman                                      : -
Jenis tanaman utama                           : Padi (Oriza sativa )
Jenis tanaman sela                               : -
 Tanggal tanam tanaman Utama         : 30 juni 2011
Tanggal tanaman sel                            :  -

1.      Data factor lingkungan

Faktor Lingkungan
Data Pada Titik Pengamatan ke-
1
2
3
4
5
Suhu udara terbuka (oc)
31 oc




Suhu udara dibawah kanopi





Suhu tanah (oc)
28oc
31oc




Kelembaban udara (%)

65%
71%
75%

      Lengas tanah (%)
70%




Intensitas cahaya terbuka (lux)





Intensitas dibawah kanopi(lux)





Intensitas cahaya dipermukaan tanah (lux)





Ph tanah





Ph air






*      Pembahasan
Dari data diatas dapat disimpulkan , bahwa suhu terbuka pada daerah dekat tanaman tomat sekitar 31oc, suhu tanah pada daerah perakaran kelapa sawit adalah pada permukaan tanah sekitar 31oc, dan pada bagian bawahnya sekitar 28oc artinya suhu dibawah perakaraan kelapa sawit ratinya keadaan tanah nya lebih dingin dan lembab.
Unutk kelembaban udara ada 2 : untuk tanaman perdu misalnya tanaman tomat kelembaban tanahnya lebih tinggi
Untuk tanaman sawit kelembaban tanahnya lebih rendah karena tanamn tersebut lebih tinggi.

2.      Tabel   data bahan organic
Bahan organik
Volume titik pengamatan ke
tomat
sawit
bayam
kangkung

Limbah dari tanaman utama
ada
ada
ada
ada

Limbah dari tanaman lain
Ada
ada
ada


Limbah hewan
Kotoran
hewan
Kotoran hewan
-
-
-
Limbah organic lain






*      Pembahasan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tanaman tomat,sawit,bayam dan kangkung terdapat bahan organik dari limbah tanamn lain contohnya dari pembusukan sayur-sayuraan, kemudian juga terdapat limbah dari tanaman lain yaitu pelepah sawit yang telah membusuk. Kemudian terdapat juga limbah dari kotoran hewan yang telah difermentasikan.





3.      Tabel data bahan an-organik
Bahan an-organik
Volume titik  pengamatan ke
tomat
sawit
bayam
kangkung

Limbah plastik
ada
ada
ada
ada

Limbah logam





Limbah lain





*        Keterangan jenis limbah an-organik : tidak ada

*      Pembahasan
Dari data diatas dapat ditemukan limbah anorganik yaitu limbah plastik yang keberadaannya tidak dapat terurai oleh oleh tanah.  

4.      Data populasi faktor biotik,relung dan peranannya
Faktor biotik,relung & perannya

Tanaman yang ditinggali



tomat
kangkung
sawit










Kutu putih


ada





Nematoda


Ada pada akar





Kepik coklat




Ada

ada

Capung



Ada






Pembahasan tabel 4.
Kutu putih terdapat pada tanaman tomat ,keberadaanya sangat merugikan tanaman tomat karena menghisap cairan yang ada pada batang tomat tersebut.
Nematoda pada tanaman tomat, hanya tampak gejalanya saja yaitu daunya menguning, bagian tanaman di bawah permukaan tanah perakarannya berkurang, terdapat nematoda betina berwarna putih dan sista berwarna putih, kuning emas sampai coklat mengkilat.
Kepik coklat terdapat pada tanaman kangkung ,sawit namun keberdaanya tidak menimbulkan dampak negatif apapun , keberadaanya hanya tinggal untuk berkembang biak dan tidak merugikan dari segi apapun.

Gambar 2. Rantai makanan dalam ekosistem yang diamati















Kesimpulan kondisi ekosistem pertanaman yang diamati dalam konteks PHPT
Kondisi pertanaman didaerah pantai tersebut menggunakan  poly kultur. kemudian disatu sisi terdapat tanaman kangkung dll. Terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotik pada pertanaman tersebut. Komponen biotik yang terdapat di dalamnya antara lain : kepik coklat, kutu, jamur nematoda dan capung. Ini merupakan hama dan penyakit tanaman yang menyebabkan kerusakan dan kerugian pada pertanaman tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian untuk menekan laju pertumbuhan hama dan penyakit. Salah satu cara  yang digunakan untuk mengendlikannya adalah dengan menggunakan pestisida sesuai kebutuhan agar ekosistem yang terdapat didalamnya tetap seimbang dan terjaga berdasarkan kepada pertanian yang sustainable.







Daftar refrensi :










LAMPIRAN SEMENTARA
 











Nematoda                                           bercak
 








Kepik                                      telur











Kutu Putih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar