BAB I
PENDAHULUAN
a.
Dasar Teori
Ekosistem pertanaman hortikultura memiliki komponen
yang berbeda dari eosistem tanaman padi sawah. Demikian juga pertanaman tanaman
industri. Bahkan antar ekosistem pertanaman tanaman pangan atau hortikultura
dan tanaman industri dari jenis yang berbeda juga memilki komponen eosistem
yang berbeda , termaksud pada kondisi lingkungan fisiknya. Untuk itu perlu
dilakukan pengamatan pada ekosistem tanaman hortikultura untuk mengetahui
perbandingannya dengan pertanaman padi sawah yang sudah diamati pada acara sebelumnya.
Masing-masing jenis pertanaman menerapkan teknik budidaya yang berbeda.
Untuk itu kultur tenis perlu diterapkan, misal ada tidaknya pengolahan tanah
sebelum tanam , jarak tanam, penggunaan ajir, untuk menyangga tanaman,
pengendalian gulma, dan pengolahan hama penyakit yamg diterapkan.
Tanmana industri umumnya ditanam pada skala luas,
kultur teknis yang diterapkan juga berbeda dengan pertanaman tanaman pangan dan
hortikultura yang umumnya berskala jauh lebih kecil.
b. Tujuan
Praktikum
1. Mengukur
variabel faktor lingungan pada ekosistem tanaman hortikultura
2. Mendeteksi
keragaman faktor biotik pada ekosistem yang diamati
3. Mengamati
perilaku faktor bioti dan menentukan perannya dalam ekosistem
4. Menentukan
hubungan (relasi & inetrelasi) antar faktor biotik
5. Menggambarkan
daur komponen fator abioti dalam ekosistem yang diamati
6. Menggambarkan
jaring faktor biotik / rantai makanan dalam eosistem
7. Membuat
kesimpulan kondisi pertanaman dalam kontes PHPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa
Latin ‘hortus’ yang artinya kebun dan ‘colere’ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman di
kebun. Konsep ini berbeda dengan
Agronomi, yang merupakan membudidayakan tanaman di lapangan. Budidaya di kebun bersifat lebih intensif, padat modal
dan tenaga kerja. Namun,
hortikultura akan akan menghasilkan pengembalian, apakah berupa keuntungan
ekonomi atau kesenangan pribadi, yang sesuai dengan usaha yang intensif
tersebut.Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak
sangat lama. Hortikultura merupakan
perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek hortikultura modern berkembang berdasarkan
pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani
komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
maupun kesenangan pribadi. Dalam
prakteknya, semua itu tidak terlepas dari seni.
Komoditas hortikultura berbeda dengan
komoditas agronomi. Pada
umumnya komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup sehingga
perisibel (mudah rusak), dan air merupakan komponen penting dalam kualitas. Di lain pihak, komoditas agronomi dimanfaatkan sesudah
dikeringkan, sehingga tidak hidup lagi. Tergantung pada cara pemanfaatannya, suatu spesies yang sama bisa
tergolong menjadi komoditas hortikultura atau agronomi. Sebagai contoh, jagung (Zea mays). Jagung
yang dipanen muda untuk sayuran (baby corn) atau sebagai jagung manis rebus (sweet corn) adalah komoditas hortikultura, tetapi jagung yang dipanen
tua untuk makanan pokok, tepung maizena, atau makanan ternak adalah tanaman agronomi. Jagung tersebut walaupun sama spesiesnya, tetapi cara
produksi dan pemanfaatan hasilnya sangat berbeda. Demikian pula kelapa, kalau dipanen muda untuk es
kelapa, buah ini termasuk hortikultura, tetapi kalau dipanen tua untuk santan
atau produksi minyak, dia menjadi komoditas agronomi.
Budaya masyarakat juga
mempengaruhi penggolongan tanaman. Sebagai
contoh, kentang di Indonesia adalah tanaman hortikultura, tetapi di Amerika
Serikat termasuk tanaman agronomi. Ubi
jalar di Indonesia adalah tanaman agronomi, tetapi di Jepang adalah tanaman
hortikultura. Yang menarik adalah
kelompok tanaman industri seperti kopi, kakao, teh di Indonesia digolongkan
pada tanaman agronomi, padahal ini adalah tanaman kebun yang secara
Internasional seringkali masuk dalam kelompok tanaman hortikultura.
Komoditas hortikultura adalah
kelompok komoditas yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, bunga, tanaman hias
dan tanaman biofarmaka. Kalau
dilihat dari cara penggunaan, habitus tanamannya maupun fungsinya, nampaknya
kelima kelompok anggota hortikultura merupakan komoditas-komoditas yang sangat
berbeda satu dengan yang lain.Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi sebagai pangan
manusia, sedangkan bunga dan tanaman hias tidak dimakan, dan tanaman obat lain
lagi penggunaannya. Pohon
buah-buahan sebagian besar habitusnya
adalah pohon, sedangkan sayuran
adalah herba. Tetapi sebenarnya
seluruh komoditas hortikultura mempunyai ciri penting yang sama satu dengan yang lain.
BAB III
BAHAN & ALAT PRAKTIKUM
1. Lahan
pertanian pertanaman pangan yang telah ditentukan (padi sawah dikampus)
2. Alat
ukur faktor lingkungan ( termometer udara & tanah , Ph tanah dan air,
higrometer udara & tanah,luxmeter)
3. Penuntun
Praktium & Borang data
4. Buku
catatan & alat tulis (dibawa sendiri oleh masing-masing individu)
c.
Prosedur
kerja
1. Sebelum
praktikum dimulai, mahasiswa sudah harus membaca meteri praktikum dan berada
dilokasi pratikum yang telah ada
2. Setiap
peserta praktikum berkelompok sebanyak 4-5 orang sehingga ada 5 (lima) kelompok
dalam setiap shift praktikum, dan mengambil peralatan dengan laboran atau
petugas yang telah ditentukan, dan menuju lokasi pengmatan setelah melapor
kepada Dosen Pembimbing Praktium dan mendapatkan titik lokasi pengamatan
3. Setiap
kelompok praktikum melaukan pengamatan pada titik yang sudah ditentukan, yaitu
pada satu bagian dari bentang diagonal dengan 4 (empat) titi pada sudut jajar
genjang dan 1 (SATU) titik ditengah
4. Pelaksanaan
pengamatan dipandu oleh borang data yang tersedia
5. Setelah
selesai pengamatan faktor lingkungan (abiotik), peserta praktikum melakukan
pengamatan faktor biotik
6. Menggambarkan
relasi & interaksi antar jenis dalam ekosistem
7. Menggambaran
daur komponen faktor abiotik dalam ekosistem yang diamati
8. Menggambarkan
jaring faktor bitik/rantai makanan dalam ekosisitem
9. Mengumpulkan
hasil pengamatan kepada Dosen Pembimbing
10. Mengambil
kembali Borang Data untk bahan Penyususn Laporan Akhir
11. Membuat
kesimpulan Kondisi Pertanaman dalam Konteks PHPT
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan.
Keterangan lokasi pengamata : Persawahan
depan laboratorium TIP
Nama pemilik tanaman :
UNIB (diolah oleh bapak suparman)
Jenis tanaman :
Padi (Oriza sativa )
Luas tanaman :
-
Jenis tanaman utama :
Padi (Oriza sativa )
Jenis tanaman sela :
-
Tanggal tanam tanaman
Utama : 30 juni 2011
Tanggal tanaman sel : -
1.
Data factor lingkungan
Faktor Lingkungan
|
Data Pada Titik Pengamatan ke-
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Suhu udara
terbuka (oc)
|
31 oc
|
|
|
|
|
Suhu udara
dibawah kanopi
|
|
|
|
|
|
Suhu tanah (oc)
|
28oc
31oc
|
|
|
|
|
Kelembaban udara (%)
|
|
65%
|
71%
|
75%
|
|
Lengas tanah (%)
|
70%
|
|
|
|
|
Intensitas cahaya terbuka (lux)
|
|
|
|
|
|
Intensitas dibawah kanopi(lux)
|
|
|
|
|
|
Intensitas cahaya dipermukaan tanah (lux)
|
|
|
|
|
|
Ph tanah
|
|
|
|
|
|
Ph air
|
|
|
|
|
|

Dari data diatas dapat disimpulkan , bahwa suhu terbuka pada
daerah dekat tanaman tomat sekitar 31oc, suhu tanah pada daerah
perakaran kelapa sawit adalah pada permukaan tanah sekitar 31oc, dan
pada bagian bawahnya sekitar 28oc artinya suhu dibawah perakaraan
kelapa sawit ratinya keadaan tanah nya lebih dingin dan lembab.
Unutk kelembaban udara ada 2 : untuk tanaman perdu misalnya
tanaman tomat kelembaban tanahnya lebih tinggi
Untuk tanaman sawit kelembaban tanahnya lebih rendah karena
tanamn tersebut lebih tinggi.
2.
Tabel data bahan organic
Bahan organik
|
Volume titik
pengamatan ke
|
||||
tomat
|
sawit
|
bayam
|
kangkung
|
|
|
Limbah dari
tanaman utama
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
|
Limbah dari
tanaman lain
|
Ada
|
ada
|
ada
|
|
|
Limbah hewan
|
Kotoran
hewan
|
Kotoran hewan
|
-
|
-
|
-
|
Limbah
organic lain
|
|
|
|
|
|

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tanaman
tomat,sawit,bayam dan kangkung terdapat bahan organik dari limbah tanamn lain
contohnya dari pembusukan sayur-sayuraan, kemudian juga terdapat limbah dari
tanaman lain yaitu pelepah sawit yang telah membusuk. Kemudian terdapat juga
limbah dari kotoran hewan yang telah difermentasikan.
3.
Tabel data bahan an-organik
Bahan
an-organik
|
Volume titik pengamatan
ke
|
||||
tomat
|
sawit
|
bayam
|
kangkung
|
|
|
Limbah plastik
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
|
Limbah logam
|
|
|
|
|
|
Limbah lain
|
|
|
|
|
|
*
Keterangan jenis limbah
an-organik : tidak ada

Dari data diatas dapat ditemukan limbah anorganik yaitu limbah
plastik yang keberadaannya tidak dapat terurai oleh oleh tanah.
4.
Data populasi faktor biotik,relung dan peranannya
Faktor biotik,relung & perannya
|
Tanaman yang ditinggali
|
|
||
tomat
|
kangkung
|
sawit
|
|
|
Kutu putih
|
ada
|
|
|
|
Nematoda
|
Ada pada akar
|
|
|
|
Kepik coklat
|
|
Ada
|
ada
|
|
Capung
|
|
Ada
|
|
Pembahasan tabel 4.
Kutu
putih terdapat pada tanaman tomat ,keberadaanya sangat merugikan tanaman tomat
karena menghisap cairan yang ada pada batang tomat tersebut.
Nematoda pada tanaman tomat, hanya tampak gejalanya saja yaitu
daunya menguning, bagian tanaman di bawah permukaan tanah
perakarannya berkurang, terdapat nematoda betina berwarna putih dan sista
berwarna putih, kuning emas sampai coklat mengkilat.
Kepik
coklat terdapat pada tanaman kangkung ,sawit namun keberdaanya tidak
menimbulkan dampak negatif apapun , keberadaanya hanya tinggal untuk berkembang
biak dan tidak merugikan dari segi apapun.
Gambar
2. Rantai makanan dalam ekosistem yang diamati
Kesimpulan
kondisi ekosistem pertanaman yang diamati dalam konteks PHPT
Kondisi
pertanaman didaerah pantai tersebut menggunakan
poly kultur. kemudian disatu sisi terdapat tanaman kangkung dll. Terdapat
interaksi antara komponen biotik dan abiotik pada pertanaman tersebut. Komponen
biotik yang terdapat di dalamnya antara lain : kepik coklat, kutu, jamur
nematoda dan capung. Ini merupakan hama dan penyakit tanaman yang menyebabkan
kerusakan dan kerugian pada pertanaman tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
pengendalian untuk menekan laju pertumbuhan hama dan penyakit. Salah satu
cara yang digunakan untuk mengendlikannya
adalah dengan menggunakan pestisida sesuai kebutuhan agar ekosistem yang
terdapat didalamnya tetap seimbang dan terjaga berdasarkan kepada pertanian
yang sustainable.
|
|
Daftar refrensi :
LAMPIRAN
SEMENTARA
Nematoda bercak
Kepik telur
Kutu Putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar