Senin, 23 Desember 2013

LAPORAN KULTUR JARINGAN KULTUR JARINGAN TANAMAN ANGGUR


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN
KULTUR JARINGAN TANAMAN ANGGUR

Unib.jpg
NAMA      : PETRUS SIMATUPANG
NPM         : E1J009094
CO.ASS    : RUTH SIREGAR


PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

        I.            PENDAHULUAN
a.      Dasar Teori
Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur. Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit. Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.
Dalam dunia perangguran dikenal 2 golongan angur, yaitu buah yang tidak dapat dimakan dan dapat dimakan. Golongan yang pertama biasanya untuk bahan baku obat-obatan, sedangkan golongan yang kedua selain senagai buah meja juga untuk minuman. Yang termasuk vitis vinifera dan vitis labrusca.
Varietas vitis vinifera anatara lain adalah anggur bali Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion. Sedang varietas vitis labrusca di antranya adalah Isabella, Brilliant, Delaware, Carman, Beacon.
Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit varietas unggul baru. Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan dengan memanfaatkan plasma nutfah yang tersedia di alam dan dapat pula dengan melakukan persilangan. Sifat-sifat tertentu sering tidak ditemukan pada sumber  gen yang ada sehingga teknologi lainnya perlu diterapkan. Salah satu teknologi pilihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman adalah melalui teknologi kultur in vitro. Kultur in vitro biasanya merupakan sumber terkaya dalam memproduksi variasi genetik.
Dalam beberapa publikasi penggunaan regeneran dinamakan sesuai dengan asal regenerasi tanaman baru tersebut. Misalnya tanaman yang berasal dari kalus disebut calliclones (Skirvin dan Janik 1976), sedang tanaman yang berasal dari protoplas disebut protoclones (Shepard et al. 1980). Larkin dan Scowcroft (1981) menghasilkan berbagai variasi somaklonal yang tersebar secara luas dan disebutkan bahwa tanaman yang berasal dari berbagai bentuk kultur sel disebut somaclones dan variasi genetik yang terjadi termasuk variasi/keragaman soma klonal. Salah satu metode keragaman somaklonal yang banyak dimanfaatkan adalah seleksi in vitro. Dengan memanfaatkan metode ini diharapkan dapat memcipatakan budidaya anggur yang efektif dan efisien.

b.     Tujuan Praktikum
Mengetahui cara kultur pada tanaman anggur dan untuk memproduksi PLB (protocorm Like Body).

     II.            BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah ekplan anggur berupa fotocorn like body, alcohol aquades steril dan spritus, media MS, penambahan pisang ambon 1 bh/L, CAP 1 ppm, air kelapa muda 150 ml/L, arang aktif 2 gr/L, gula 30 gr/L, agar 7 gr/L dan pH 6,0.
Sedangkan alat yang dipakai antara lain : petridish, LAC, handsprayer, peralatan tanam (pinset, gunting, scapel + mata scapel), botol kultur, aluminium foil dan ruang kultur (rak kultur, thermometer, dan AC).

   III.            CARA KERJA
Untuk mengkulturkan  anggur maka langkah-langkah yang kami kerjakan adalah sebagai berikut:
Ø  Pembuatan Media Tanam dan Sterilisasinya.
1.      Pembuatan Media MS padat dengan penambahan NAA dan BAP sesuai dengan perlakuan. Cara pembuatan sesuai dengan cara pembuatan media tanam.
2.      Media tanam harus disterilisasi dan diinkubasi selama 1 minggu.

Ø  Sterilisasi dan Penanaman Bahan Tanam.
1.      Mempersiapkan bahan tanam (ekplan) yang diambil dari fotocorn like body.
2.      Mempersiapkan bahan tanam dengan aquades steril dan alcohol.
3.      Mempersiapkan media (Media MS1).
4.      Mempersiapkan peralatan tanam dan mensterilkan alat-alat tersebut dengan menggunakan alcohol dan membakar pada lampu spiritus.
5.      Melakukan penanaman dalam media kultur MS1. setiap botol ditanam dengan satu eksplan anggur
6.      Menutup botol kultur dengan menggunakan aluminiun foil secara rapat supaya botol kultur tetap steril.
7.      Melakukan kegiatan 1 – 6 di dalam LAC yang telah disemprot alcohol.
8.      Menyimpan botol kultur yang sudah ditanam pada rak dalam raung kultur.

Ø  Pengamatan.
1.      Pengamatan dilakukan setiap hari untuk saat tumbuh kalus dan PLB, pengamatan mingguan terhadap diameter kalus, jumlah PLB, tunas akar dan jumlah daun.
2.      Pengamatan Visual terhadap warna kalus dan PLB.

  IV.            HASIL PENGAMATAN
Minggu ke
Tanggal
Keterangan
I

·         Bahan tanam hidup
·         Sudah keluar akar 2 helai
·         Akar berwarna keputihan
·         Biji tetap berwarna coklat kehitaman
II

·         Masih hidup
·         Akar 3 helai
·         Akar berwarna putih
·         Biji tetap berwarna coklat kehitaman
III

·         Tanaman mati
·         Terserang jamur
·         Bahan tanam berubah warna menjadi coklat

    V.            PEMBAHASAN
Perbanyakan tanaman anggur dengn teknik kultur jaringan kali ini dilakukan dengan menggunakan bahan tanam berupa biji dari tanaman anggur secara langsung. Eksplan berupa biji ini diperoleh langsung setelah buah anggur dimanfaatkan untuk dikonsumsi, biji lalu dikumpulkan pada satu wadah dan direndam dalam bayclean kemudian distirrer selama lebih kurang 20-30 menit. Kemudian dilakukan penanaman pada botol kultur di dalam LAC dalam kondisi aseptik sesuai dengan anjuran.
Pengamatan dilakukan setiap minggu samapi minggu ke tiga. Pada minggu pertama diindikasikan bahwa penanaman eksplan berhasil dilakukan. Hal ini ditandai dengan hidupnya eksplan anggur di dalam media. Akar pertama telah muncul dari biji sebanyak 2 helai. Akar ini sangat berfungsi dalam menyerap unsur hara dari media yang ada untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman anggur selanjutnya.
Pada minggu ke dua, diharapkan telah muncul tunas dari biji eksplan anggur. Hal ini disebabkan karena pada tanaman lain telah muncul tunas tanaman muda pada minggu ke dua ini. Akan tetapi pada pengamatan ternyata belum muncul tunas yang diharapkan. Pertumbuhan tanaman hanya ditandai dengan bertambahnya satu helai akar sehingga berjumlah 3 helai. Seharusnya turut pula ditandai dengan kemunculan tunas. Hal ini diduga karena biji anggur memiliki lapisan biji yang tebal sehingga sulit ditembus oleh kemunculan tunas baru. Terlebih lagi jika biji ternyata masih dalam keadaan dormansi. Hal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan eksplan di dalam media kultur.
Sebagai langkah pemecahannya, sebelum disterilisasi seharusnya bahan tanam (biji) dipecahkan dulu masa dormansinya. Misalnya dengan jalan direndam dalam larutan kimia semacam HCl, kemudian setelah itu baru dilakukan sterilisasi dan distirrer untuk kemudian ditanam dalam botol kultur. Dengan cara ini kemungkinan masalah keterlambatan dalam pemunculan tunas dapat dihindari atau minimal diperkecil kemungkinan kegagalannya.
Pada minggu ketiga pengamatan, eksplan biji anggur mengalami kontaminasi, sehingga tanaman mati. Kontaminasi terjadi karena eksplan anggur terserang jamur yang berwarna coklat. Jamur ini menutupi seluruh permukaan biji anggur termasuk akar dari anggur. Kontaminasi disebabkan karena kelembaban yang kurang mendukung. Selama 2 minggu listrik padam terjadi pada Laboratorium Agronomi termasuk pada Ruangan Kultur Jaringan. Dengan demikian lingkungan tidak lagi cocok untuk pertumbuhan eksplan, sebaliknya cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur dan patogen. Masuknya patogen atau jamur ini kemungkinan juga disebabkan kerena cara sterilisasi yang kurang tepat. Sehingga kemungkinan masih ada kotoran-kotoran yang melekat pada eksplan, media, atau bahkan peralatan kultur.

  VI.            KESIMPULAN
1.      Perbanyakan tanaman anggur dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan melalui eksplan berupa biji.
2.      Pertumbuhan eksplan dari biji ini tergolong sulit karena beberapa faktor penghambat, seperti tingkat kesterilan, serta faktor dormansi.
3.      Jika biji masih dalam kondisi yang dorman, maka akan sulit berkembang membentuk tunas tanaman baru.
4.      Lendir yang ada pada biji anggur harus dihilangkan sedapat mungkin untuk menghindari melekatnya kotoran-kotoran sehingga tidak terbawa masuk ke dalam LAC.
5.      Kontaminasi pada eksplan anggur dapat terjadi karena cara sterilisasi yang belum tepat, peralatan yang kurang aseptik, dan lingkungan ruang kultur yang kurang terjaga dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Anggur. http://www.ristek.go.id. 22 Desember 2008.

Maharijaya, Awang. 2008. Beberapa kemajuan penerapan bidang bioteknologi pada tanaman. http://awangmaharijaya.wordpress.com/2008/02/28/kemajuan-penerapan-bidang-bioteknologi-pada-tanaman/. 22 Desember 2008.

Marlin, Usman. K.J.S, dan Atra Romeida. 2008. Penuntun Praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Bengkulu, UNIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar