Senin, 23 Desember 2013

LAPORAN PRODUKSI TANMAN PANGAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN BUDIDAYA UBI JALAR DENGAN DUA OLAH TANAH DAN PENGGUNAAN MULSA


LAPORAN AKHIR
PRODUKSI TANAMAN PANGAN
BUDIDAYA UBI JALAR DENGAN DUA OLAH TANAH DAN PENGGUNAAN MULSA
unib warna                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
                                   



OLEH







PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012




KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
            Puji syukur kita panjatkan kehadiran ALLAH SWT , karena atas berkat rahmat dan karuniannya, sehingga praktikum PRODUKSI TANAMAN PANGAN tentang “Budidaya Ubi Jalar Dengan Dua Olah Tanah Dan Penggunaan Mulsa “ dapat terlaksana dengan baik. Dan hasilnya dapat dilaporkan melalui laporan ini. Serta salawat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benerang yang serba berpendidikan seperti yang kita rasakan pada saat ini. Tugas laporan Produksi Tanaman Pangan ini dibuat dengan sesungguhnya brdsarkan fakta yang ada dilapangan dan dibantu dari pustaka – pustaka yang berkaitan dengan budidaya tanaman ubi jalar .
            Kemudian dari pada itu, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,saya mohon maaf karena kesalahan itu menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik lag. Dari itu kesalahan – kesalahan yang terdapat pada penulisan ini, bias menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
            Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Catur Herizon,MS
2.      Ir.Edhi Turmudi,MS
Selaku dosen pembimbing dalam praktikum Produksi Tanaman Pangan ini dan asisten Saudara Dico yang telah memberikan bimbingan dan saran selama praktikum berlangsung sampai pada pembuatan laporan ini.
Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan , semoga tugas ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca dan semua kalangan.
Wassalamualaikum.wr.wb
                                                                                    Bengkulu, januari 2012
                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….    
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..   
DAFTAR ISI  …………………………………………………………………...    
BAB    I. TUJUAN………...…………………………………………………….    
BAB    II. DASAR TEORI………………………………………………………   
BAB    III. METODE PERCOBAAN                                                                                  
            3.1. Bahan dan Alat………………………………………………………
3.2. Cara Kerja ………………………………………………………….
3.3. Pengamatan ………………………………………………………...
BAB IV. PELAKSANAAN ……………………………………………............    
BAB V.HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………  
BAB VI. KSIMPULAN ………………………………………………………....  








BAB I
TUJUAN
Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat mempraktekan teknik budidaya tanaman ubi jalar secra benar dan menentukan kombinasi perlakuan pengolahan tanah dengan pemulsaan yang cocok untuk dapat menghasilkan produk tertinggi
BAB II
DASAR TEORI
Selain sebagai sumber karbohidrat, ubijalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) juga mengandung vitamin A, C, dan mineral. Ubijalar yang daging umbinya berwarna ungu, banyak mengandung anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi mencegah penyakit kanker. Ubijalar yang daging umbinya berwarna kuning, banyak mengandung vitamin A; beberapa varietas ubijalar mengandung vitamin A setara dengan wortel. Di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat, ubijalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan pokok tetapi juga diolah menjadi pangan olahan seperti selai, saos, juice, serta sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Komoditas ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Di Indonesia produktivitas ubijalar hanya sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan teknik budidaya yang tepat beberapa varietas unggul ubijalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah per hektar.
Produktivitas umbi jalar selain ditentukan oleh sifat genetiknya, juga lingkungan pertumbuhannya yang dapat dimanipulasi melalui tindakan budidaya. Produksi umbi jalar selain dipengaruhi oleh ketersediaan hara dari dalam tanah , juga oleh sifat fisik tanahnya. Tanah yang memiliki sifat fisik dengan aerasi yang lancer dapat mendorong pembentukan dan pembesaran umbi. Proses pembentukan umbi memerlukan energy yang dihasilkan dari proses respirasi pada jaringan stolon yang membentuk umbi.
Proses respirasi memerlukan oksigen yang cukup , dan hanya terjadi pada kondisi aerasi yang lancar. Kondisi ini dapat diciptakan melalui pengolahan tanah yang benar, sedangkan laju trasnlokasi fotosintesis ke umbi selain dipengruhi oleh ketersedian energy yang cukup , juga ketersediaan air sebagai pelarutnya. Oleh karena itu mempertahankan kondisi tanah yang lembab melalui system irigasi atau dengan pemulsaan menjadi sangat penting. Pemulsaan adalah penutup permukaan tanah dengan bahan tertentu yang pada dasarnya bertujuan mencegah kehilangan air tanah melalui proses evaporasi dari permukaan tanah. Tetapi pemulsaan juga dapat menjaga kestabilan sushu tanah, melindungi struktur tanah dan erosi dari tekanan dan aliran huajn. Pemulsaan juga dapat mencegah pertumbuhan gulam serta mengurangi resiko terserang hama. 
Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubijalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Ubijalar menyebar ke seluruh dunia terutama negara-negara beriklim tropika, diperkirakan pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol dianggap berjasa menyebarkan ubijalar ke kawasan Asia terutama Filipina, Jepang dan Indonesia (Direktorat Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2002). Sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman ubijalar diklasifikasikan sebagai berikut (Sarwono, B. 2005)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiosperma
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea batatas (L.)
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di hara dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sarwono, B. 2005, Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif (Anonim. 1999­ )
Tanaman ubi jalar berbatang lunak, berbentuk bulat, dan teras bagian tengah bergabus, batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang satu ruas antara 1-3 cm dan setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter untuk varietas ubi jalar merambat( Sutoro dan Minantyorini. 2003).
Idealnya untuk tanaman ubi jalar tanah harus gembur, mempunyai kedalaman lebih dari 25 cm dan mempunyai drainase dangkal. Dalam memperoleh hasil yang baik, sifat-sifat kimia tanah kurang membatasi dari pada sifat struktural. Sebagai contoh, di tanah berpasir miskin sangat baik dalam menghasilkan umbi sedangkan pada tanah yang kaya tumbuh-tumbuhan subur dan sering menjadi akar besar dan tidak teratur. Masalah lain termasuk kesulitan menggunakan mesin di tanah berbukit dan drainase di tanah datar. Ubi jalar juga yang lebih suka tanah sedikit asam atau netral, dengan pH yang optimal antara 5,5 dan 6,5. Tanah yang terlalu asam atau alkali sering mendorong infeksi bakteri dan menghasilkan pengaruh negative (http:www.fao.org, 2008). Ubi jalar dapat ditanam ditegalan atau sawah. Penyiapan lahan ditujukan untuk menciptakan media tumbuh yang gembur dan subur. Tanah diolah dan dibuat guludan dengan lebar 40-60 cm dan tinggi 25-30 cm . Jarak antar guludan 80-100 cm. Pada tanah berat (berlempung) untuk membuat guludan yang gembur perlu ditambah 10 ton bahan organik/ha. (Sarief, S. 1985).
Masalah utama budidaya tanaman di lahan kering pegunungan dengan kemiringan >15° adalah pengikisan lapisan atas tanah dan pencucian hara sebagai akibat aliran air di permukaan tanah. Masalah tersebut dapat menyebabkan kerusakan fisik, kimia, dan biologi tanah. Budidaya tanaman yang diterapkan oleh petani umumnya belum memperhatikan kaidah konservasi tanah, sehingga produksi yang diperoleh seringkali di bawah potensi yang ada, dan produktivitas lahan semakin menurun. Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan dan memelihara produktivitas lahan adalah dengan menerapkan pola usahatani konservasi yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta mempertahankan keberlanjutan produktivitas lahan.Penanaman tanaman penutup tanah dan penutupan permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman merupakan teknik konservasi secara vegetatif/kultur teknis yang mudah dilaksanakan. Adanya tanaman penutup tanah dan mulsa organik dapat menahan percikan air hujan dan aliran air di permukaan tanah sehingga pengikisan lapisan atas tanah dapat ditekan.( http://nurichana.com/files/cover-daftr-isi-ubijalar.pdf).
Di samping itu juga dapat memelihara struktur tanah,meningkatkan infiltrasi tanah, mengurangi pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma (Sarief 1985), sehingga akan menambah kemampuan tanah dalam mendukung tanaman yang ada di atasnya. Hingga kini penggunaan tanaman penutup tanah dan mulsa organik masih belum biasa dilakukan pada pertanaman sayuran, termasuk cabai, karena jenis tanaman penutup tanah dan mulsa organik yang cocok untuk tanaman cabai masih belum diketahui.  
Penggunaan tanaman penutup tanah dan mulsa organik yang berlainan jenisnya akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan produktivitas lahan dan tanaman karena daya saing setiap jenis tanaman penutup tanah dalam pengambilan cahaya, air, dan unsure hara tidak sama, begitu pula sifat pelapukan setiap jenis mulsa organik tidak sama.
Untuk tanaman penutup tanah harus dipilih jenis-jenis tanaman yang mudah diperbanyak (sebaiknya dengan biji), mempunyai system perakaran yang tidak memberikan persaingan berat dengan tanaman pokok, dapat tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, tahan pemangkasan, dan mampu mengikat N bebas. Untuk mulsa organik dapat digunakan sisa-sisa tanaman, jerami, sekam padi, serbuk gergaji, dan limbah organik lainnya. Mulsa jerami padi telah diketahui dapat meningkatkan hasil kubis (Subhan dan Sumarna 1994)






















BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan lapangan dilahan darat (kering) di kompleks stasiun percobaan. Pada praktikum ini akan dicoba 4 macam perlakuan kombinasi yang terdiri dari : G1 = tanpa digulud tanpa mulsa, G2 = Tanpa digulud ,G3= digulud tanpa mulsa, G4 = digulud dan dimulsa dan G5 = digulud dimulsa tanpa disiangi.
Pada praktikum ini akan digunakan bahan dan alat yang akan diperlukan untuk pelaksanaan percobaan sebagai berikut :
Bahan :
·         Benih ubi jalar
·         Urea
·         SP36
·         KCL
·         Furadan 3 G
·         Mulsa Biomassa
Alat :
·         Cangkul
·         Meteran
·         Timbangan
·         Sabit
·         Tali plastic

Prosedur Pelaksanaan (cara kerja) :
·         Ambillah benih berupa stek ubi jalar 4 buku
·         Lakukan pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul dan digaru sehingga tanah menjadi gembur
·         Buatlah 4 bedengan berupa petakan berukuran 200cm x 200cm x 20cm. perlakuan diaplikasikan pada setiap petakan , yaitu : P1 dan P2 = Permukaan tanahnya diratakan, sedangkanP2 dan P3 = dibuat 4 buah guludan untuk setiap petaknya dengan jarak 50cm dan tinggi 30cm. Pemberian mulsa dengan ketebalan 5cm pada perlakuan P2 dan P4. Natar bedengan berupa bedengan berupa parit ( siring yang lebarnya 30cm).
·         Tanamlah stek ubi jalar berjarak 50cm x 40cm dengan cara menancapkan miring stek hingga 2 bukunya terbenam didalam tanah.
·         Lakukan pemberian pupuk secara alur dan dibenamkan diantara barisan stek ubi jalar sebanyak 5 gram urea dan 5gram SP 36 per meter persegi
·         Lakukan penyulaman pada lubang tanam yang benihnya tidak tumbuh sesuai perlakuan caranya yang sama dengan tahap penanaman
·         Lakukanlah pemupukan kedua pada umur 21 hari setelah tanam HST sebanyak 10g urea dan 20 gram KCL permeter persegi secara alur dan dibenamkan diantara barisan tanaman setelah dilakukan penyiangan pertama
·         Lakukan pengendalian gulma (penyiangan) dengan cara mencabuti gulam –gulma yang tumbuh dimedia tanam pada umur 21HST dan 42HST
·         Lakukan penyemprotan dengan cara larutan insektisida 2 minggu sekali sejak umur21 HST hingga fase pengisisan biji unutuk mencegah serangan hama insektisida dan penghalauan untuk hama-hama dari avs atau mamalia
·         Lakukan penyemprotan larutan fungisida untuk mencegah serangan cedawan
·         Lakukan pemanenan 5 tanaman sampel dengan cara membongkar dan mencabut seluruh bagian tanaman dan memisahakan masing-masing bagian (organ) tanaman untuk dilakuakan pengamatan. 















BAB IV
PELAKSANAAN

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan yang mana urutan pelaksanaan/kegiatan yang dilakukan didalam budidaya tanaman jagung yaitu :
·         Melakukan pengolahan lahan terlebih dahulu, yang bekas lahan budidaya uwi. Membersihkan semua gulma dan sisa tanaman yang ada.
·         Membuat petakan berukuran 200 cm x 200cm x 20 cm, dan membuat lahan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Untuk kali ini saya mendapat perlakuan dengan kondisi lahan digulud, dimulsa dan disiangi.
·         Membiarkan lahan selama beberapa minggu hanya untuk menunggu cuaca lebih baik, karena pad akondisi pada saat itu dalam keadaan kemarau.
·         Mencari benih untuk menanam ubi jalar, benihnya dari stek batang yang sudah kami layukan selama beberapa hari.
·         Menanam pada lahan praktikum dengan cara menancapkan benih ketanah dalam posisi miring , kemudian kami melakukan penyiraman pada sore hari
·         Sebelumnya kami memberikan pemupukan pertama, yaitu pupuk 5g urea dan 5 gram SP-36.
·         Setelah 2 minggu kami melakukan penyulaman, karena tanaman saya ada yang tidak hidup
·         Setelah berumur 21 hari kami melakukan pemupukan kedua, yaitu pemupukan dengan 10 g urea dan 20 gram KCL
·         Lalu pengamatan ke 3 kami melakukan pengendalian pada hama yang ada dan melakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh
·         Pada pengamatan ke 4 kami melakukan pengamatan untuk mengukur dan menyelasikan semua pengamatan dari masing-masing variabel yang ada
·         Pada pengamatn ke 5 kami melakukan pemanenan walaupun ubi jalar belum mengeluarkan umbi




BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan dan pengamatan pada tanaman UMBI UBI JALAR  yang telah dilakukan dilapangan , pengamatan pertama pada persentase tumbuh tanaman setelah 2 mst adalah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
% Daya Tumbuh = Σ biji yang tumbuh/hidup   X 100%
                          Σ biji yang ditanam
                            =   20  X 100 %
                                 24
                            83 %

Jadi, persentase tumbuh atau hidup dari benih yang ditanam adalah = 83 %
Dik :
·         Jumlah benih yang ditanam 24 lobang tanam
·         Jumlah tanaman yang tumbuh 20 biji
·         Jumlah tanaman yang tidak tumbuh 4 tanaman.












(Data Pribadi Untuk perlakuan G4)
Data Pengamatan Dari Minggu Ke-1 Sd Minggu Ke-5
Minggu ke -1

variabel yang diamatai
sampel

1
2
3
4
5

panjang batang
8
12
4
5
12

jumlah daun
6
15
13
35
14

jumlah cabang
1
1
2
2
1

minggu ke2



variabel yang diamatai
sampel
1
2
3
4
5
panjang batang
20
26
15
13
15
jumlah daun
13
35
23
59
51
jumlah cabang
2
2
3
3
3
minggu ke-3
variabel yang diamatai
sampel

1
2
3
4
5

panjang batang
35
31
26
37
32

jumlah daun
17
74
49
120
95

jumlah cabang
3
2
3
4
4


minggu ke-4

variabel yang diamatai
sampel

1
2
3
4
5

panjang batang
53
73
35
45
53

jumlah daun
105
135
151
150
132

jumlah cabang
12
8
7
7
6



minggu ke-5
variabel yang diamatai
sampel
1
2
3
4
5
panjang batang
81,5
120
78
72
89
jumlah daun
224
204
240
152
141
jumlah cabang
16
14
12
9
10
DATA TERAKHIR UMBI UBI JALAR
sampel
BB
BU
DU
DB
1
300 gr
0

0,1
2
302 gr
0

0,9
3
350 gr
50 gr
2,6
0,6
Panjang Batang
Perlakuan
ULANGAN
1
2
3
4
g1
54.08
44.58
50.76
51.43
g2
32.8
46.84
46.25
43.28
g3
48.6
55
50.77
52.66
g4
55.24
45.15
39.5
46.75
g5
53.88
46
48.24
45.78
Jumlah Daun
Perlakuan
ULANGAN
1
2
3
4
g1
159.36
114.27
122.3
110.5
g2
71.36
90.68
76.56
98.45
g3
68
76.6
64.75
79.6
g4
75.68
82.54
90.28
87.67
g5
166.2
70.68
87.87
90.87
Jumlah Cabang
Perlakuan
ULANGAN
1
2
3
4
g1
7.52
5.89
4.56
6.87
g2
3.96
5.44
4.34
4.76
g3
7.8
6.87
10.43
6.5
g4
3.76
4.72
5.48
5.9
g5
6.4
3.6
4.23
5.65




KET : DATA PERKELOMPOK UNTUK SETIAP PERLAKUAN

DATA PANEN TERAKHIR
berat umbi (g)
perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
45
35
45
32
157
39,25
g2
50
0
35
22
107
26,75
g3
2,7
60
52
35
149,7
37,425
g4
65
57
66
70
258
64,5
g5
34
43
45
50
172
43
Jumlah
196,7
195
243
209
843,7
210,925
Rata
39,34
39
48,6
41,8
168,74
42,185


Fk
35591,48











Db
jk
kt
f hit
f tab 1%
perlakuan
4
3072,538
768,1345
3,165157
4,89321
Galat
15
3640,2675
242,6845


Total
19
6712,8055







Berat Segar ( G)
Perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
493,33
332,54
365,34
297,5
1488,71
372,1775
g2
200
374,55
245,43
354,56
1174,54
293,635
g3
350
367,65
406,65
400,56
1524,86
381,215
g4
431,33
300,76
500,76
456,76
1689,61
422,4025
g5
200,56
245
30076
300,33
30821,89
7705,473
Jumlah
1675,22
1620,5
31594,18
1809,71
36699,61
9174,903
Rata
335,044
324,1
6318,836
361,942
7339,922
1834,981

Fk
67343069











Db
jk
kt
f hit
f tab 1%
Perlakuan
4
172348102,5
43087026
0,968499
4,89321
Galat
15
667326597
44488440


Total
19
839674699,5




Diameter umbi
Perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
1,43
1,56
1,34
1,44
5,77
1,4425
g2
1,3
1,75
1,45
1,23
5,73
1,4325
g3
1,45
2,45
2,44
1,67
8,01
2,0025
g4
1,57
1,33
1,73
1,07
5,7
1,425
g5
0,92
6,18
0,9
0,9
8,9
2,225
Jumlah
6,67
13,27
7,86
6,31
34,11
8,5275
Rata
1,334
2,654
1,572
1,262
6,822
1,7055

Fk
58,17461











Db
jk
kt
f hit
f tab 1%
Perlakuan
4
2,32187
0,580468
0,394036
4,89321
Galat
15
22,097025
1,473135


Total
19
24,418895




diameter batang(cm)
Perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
0,8
0,9
0,7
0,78
3,18
0,795
g2
0,77
0,85
0,78
0,7
3,1
0,775
g3
0,6
0,85
0,79
0,67
2,91
0,7275
g4
0,8
0,67
0,75
0,8
3,02
0,755
g5
0,7
0,76
0,87
0,9
3,23
0,8075
Jumlah
3,67
4,03
3,89
3,85
15,44
3,86
Rata
0,734
0,806
0,778
0,77
3,088
0,772
panjang batang
Perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
86
78
80
78
322
80,5
g2
102
98
105
97
402
100,5
g3
110
99
102
103,7
414,7
103,675
g4
90
123
128
110
451
112,75
g5
79
70,76
89,7
67
306,46
76,615
Jumlah
467
468,76
504,7
455,7
1896,16
474,04
Rata
93,4
93,752
100,94
91,14
379,232
94,808

Fk
179771,1











Db
Jk
kt
f hit
f tab 1%
Perlakuan
4
3874,56812
968,642
11,04871
4,89321
Galat
15
1315,0522
87,67015


Total
19
5189,62032




jumlah cabang
Perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
10
9
9
7
35
8,75
g2
10
11
12
9
42
10,5
g3
9
14
13
13
49
12,25
g4
12
9
15
11
47
11,75
g5
8
9
9
11
37
9,25
Jumlah
49
52
58
51
210
52,5
Rata
9,8
10,4
11,6
10,2
42
10,5

Fk
2205











db
Jk
kt
f hit
f tab 1%
perlakuan
4
37
9,25
2,890625
4,89321
Galat
15
48
3,2


Total
19
85




jumlah daun
perlakuan
1
2
3
4
jumlah
Rata
g1
342
298
307
301
1248
312
g2
387
354
298
274
1313
328,25
g3
403
397
307
375
1482
370,5
g4
456
4001
376
326
5159
1289,75
g5
276
301
265
224
1066
266,5
Jumlah
1864
5351
1553
1500
10268
2567
Rata
372,8
1070,2
310,6
300
2053,6
513,4

Fk
5271591











Db
Jk
kt
f hit
f tab 1%
perlakuan
4
3035767,3
758941,8
1,15835
4,89321
Galat
15
9827883,5
655192,2


Total
19
12863650,8




PEMBAHASAN
Dari data yang  telah kami analisis kami mendapatkan data yang diatas , untuk mempermudah pembahasan sebaiknya melihat dari tabel yang ada digrafik. Karena dengan menggunakan grafik akan terlihat dengan jelas perbedaan yang tampak dari masing-masing perlakuan.
1.      Data panjang batang/ tinggi batang
Untuk data yang ini, dapat disimpulkan bahwa hasil tinggi batang yang tertinggi adalah pada perlakuan G4 yaitu dengsn perlakuan digulud, dimulsa, dan disiangi. Kemudian yang tertinggi adalah pada ulangan pertama. Karena setiap perlakuan ada 4 ulangan jadi dilihat masing-masing yang tertinggi adalah pada perlakuan pertama.
Untuk perlakuan ini tanahnya digulud, jadi pertumbuhan batangnya lebih bagus karena menjalar kebawah.

2.      Data jumlah daun / perlakuan
Untuk data pengamatan  pada variabel ini untuk data tertinggi adalah pada perlakuan G1 dan G5 dan tepatnya pada masing-masing ulangan pertama. Pada perlakuan ini jumlah daunnya lebih banyak dikarenakan tanahnya mendukung untuk faktor pertumbuhan. Kemudian kelemahannya adalah tanaman tidak akan fokus pada pertumbuhan umbinya, melainkan pada pertumbuhan jumlah daunnya.

3.      Data jumlah cabang keseluruhan
Untuk data pada pengamatan jumlah cabang, didapatkan data yang paling tinggi adalah pada perlakuan G3, pada ulangan ke3. Pada perlakuan ini tanahnya digulud tanpa dimulsa. Sehingga ada banyak ruang untuk cabangnya tumbuh dan muncul dan menjadi tunas-tunas baru.



4.      Data terakhir
Untuk data terakhir kami melakukan pemanenan, dan menghitung masing-masing umbi yang didapat. Pada praktikum kali ini, berat umbi terbanyak dan tertinggi adalah pada perlakuan G4 pada perlakuan ini, berat umbi tertinggi didapat sebesar 64,5 gram. Hal ini karena, pada perlakuan ini tananya digulud , jadi memudahkan untuk umbi berkembang dengan besar dan subur, kemudian dengan bantuan mulsa ini menguntungkan bagi tanaman dan tanahnya, karena mulsa mengurangi laju run off pada tanah, dan menjaga kestabilan suhu tanah. Dan ini yang membuat tumbuhnya umbi lebih besar dibandingkan dengan perlaukan yang lain.
Untuk data pengamatan terakhir untuk variabel berat umbi, didapatkan data paling tinggi terdapat pada perlakuan G3. Namun pada perlakuan G3 jumlah umbi yang ada hanya sedikit dibandingkan G4.

UNTUK KESIMPULAN PENGAMATAN SAYA :
Pengamatan khusus yang saya lakukan adalah perlakuan G4. Yang saya harapkan pada perlakua ini, bisa mendapatkan hasil yang maksimal diabandingkan perlakuan. Namun ada kesalahan pada pengolahan tanah, pada saat membuat guludan terlalu curam, jadi memudahkan erosi. Kemudian mulsa yang saya gunakan adalah mulsa jerami, namun kesalahannya adalah tidak meletakkkan mulsa dengan tepata, sehingga mulsa yang harusnya bergun, justru jatuh semua disekitar guludan tersebut. Ini yang menyebabkan hasil yang tidak maksimal pada praktikum.        
Pada pengamatn ini saya menganti-ganti mulsa hingga 3x, dikarenakan mulsa yang ada berjatuhandan hilang kebawa air hujan.dan saya melakukan penyulaman sebanyak 3x, karena terlalu banyak benih yang mati sebelum wktunya.

           








BAB VI
KESIMPULAN

·         Ubi jalar merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan, didaerah  manapun. Cara  perkembangbiakannya pun mudah bisa dengan stek batang
·         Pada praktikum ini , data tertinggi terdapat pada perlakuan G4, karena perlakuan tanah digulud dan di mulsa.
·         Faktor pendukung diperlukan dalam  menciptakan hasil akhir pada praktikum yang baik. Penyiraman diperlukan  pada kali ini karena, cuaca masih kemarau. Jadi penyiraman sangat diperlukan.
·         Pemupukan juga diperlukan, karena lahan yang dipakai adalah bekas tanaman uwi, jadi unsur hara yang ada sudah berkurang. Jadi pentingnya pemupukan, untuk mengembalikan unsur hara yang ada dan memberikan nutrisi pada tanah dan umbi yang ada.



















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Ubi Jalar Tembus Pasar Jepang. Agro Pustaka, 21 Juli 1999. 2 hlm.
Sarief, S. 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Hlm.114-117.

Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar, Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis. Seri Agribisnis. Penebar Swadaya, Depok.
Sumarna, A. dan Suwandi. 1990. Pengaruh penggunaan turus dan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tomat. Bul.Penel.Hort. Ed. Khusus 28(1):74-80. Diakses pada tanggal 25 desember 2011, http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d535_0611019_chapter1.pdf
Subhan dan A. Sumarna. 1994. Pengaruh dosis fosfat dan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Bul.Penel.Hort. 27(4):80 90.


Sutoro dan Minantyorini. 2003. Karakterisasi Ukuran dan Bentuk Umbi Plasma Nutfah Ubijalar. Buletin Plasma NutFah 9(2): 1-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar