Selasa, 17 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN 1



LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN
 “Penyerapan Ion secara Selektif”












 








Nama             : Petrus Simatupang
NIM               : E1J009094
Co.ass                        : Ruth melani
                  Fika syerena
Dosen           :       Catur
                                Purwanto
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2010





I.                  TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan : Mengetahui penyerapan ion oleh akar.
II.               BAHAN DAN ALAT
Bahan :
·         Kecambah Phaseolus vulgaris umur 3 hari dalam gelap,
·         Larutan CuSO4 (1g/10 ml).
·         Air suling
Alat :
·         Kertas filter,
·         Petridish,
·         Loupe atau Binokuler, dan
·         Pisau silet

III.  CARA KERJA
  • Mengeringkan air yang melekat pada akar dengan kertas filter,
  • Memasukan akar tersebut kedalam larutan CuSO4 sampai seluruhnya terendam dan ditunggu anrata 1 sampai 2 jam,
  • Mengangkat kecambah tersebut dari larutan dan bersihkan dengan mencelupkannya dalam air suling,
  • Mengamati dengan loup atau binokuler, dimana warna biru paling intensif, dan
  • Mengiris hypokotil dan kotiledon,amati apakah warna biru.

IV.  TINJAUAN PUSTAKA
Selama dalam proses pertambahan jenis pertumbuhan tinggi. Air akan diabsorsi oleh akar dan akan disalurkan keseluruh bagian tubuh tanaman melalui jaringan xylem. Pemasukan atau penyerapan air kedalam sel-sel akar berlangsung secara difusi, osmosis, dan imbibisi. Difusi terjadi jika ada perbedaan konsentrasi larutan atau perbedaaan deficit tekanan. Difusi antara larutan yang ada didalam akar dan larutan diluar akar (didalam tanah atau didalam air). Pada umumnya larutan tanah merupakan konsentrasi yang lebih rendah dari pada konsentrasi larutan yang ada didalam sel-sel akar. Dengan demikian larutan yang ada didalam tanah akan terdefusi kedalam akar.
Pada proses masuknya air dalam atau media tempat tumbuhan tumbuh kedalam sel-sel akar tentulah terbawa juga ion-ion yang terdapat didalam tanah atau media, karena larutantersebut mengandung ion. Masuknya ion-ion dari dalam tanah atau media akan mengalami pertukaran dengan ion-ion yang ada didalam tanaman. Pemasukan ion dari tanah kedalam akar sangat dipengaruhi oleh suatu hal yang disebut antagonism ion, artinya ion yang satu mempengaruhi, bahkan kadang menentang pemasukan-pemasukan ion jenis lain. Keberadaaan iion dalam suatu larutan serta proposisinya terhadap ion-ion yang lain sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia tanah.
Beberapa unsur-unsur hara yang dipergunakan atau dibutuhkan tanaman diserap dari larautan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang dirap dari udara oleh daun. Penyerap unsure hara secara umum  oleh tanaman lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman. Unsur hara dapat kontaok dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni; (1).Secara difusi dalam larutan tanah. (2) secara pasif terbawa oleh aliran tanah. (3) akaur tumbuh ke arah posisi hara tersebut dalam mtrik tanah. Setelah berada permukaa akar ( kontak dengan akar ), baru unsure hara tersebut dapat diserap tanaman. Lintasan yang dilalui oleh air dan unsure hara yang terlarut di dalamnya pada jaringan akar menuju ke pembuluh xylem.kebanyak ahli berpendapat bahwa lintasan apoplas dan simplas sama pentingnya dalam pengangkutan ion ke pumbuluh xylem. Kalsium dalam bentuk Ca2+ diangkut oleh pembuluh xylem mellalui dindin sel ( lintasan apaoplas ). Agaknya sel tumbuhan mempunyai suatu mekanisme untuk mempertahankan agar konsentrasi kalsium pada sitosolnya tetap rendah. Untuk ion –ion yang diserap langsung oleh sel –sel efidermis, akan diangkut kepembuluh xylem secara simplastik, melintasi beberapa lapisan korteks, sel endodermis, dan sel – sel prisikel. Pengangkutan ini melintasi dinding sel, lamela tengah, dan plasma membrane atau pengangkutan melalui plasmodesmata.
Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan senyawa penghambat respirasi ( terutama yang membelokir pembentukan ATP ) menunukkan bahwa transfer ion ke pembuluh xylem membutukhkan energi metabolic, yakni ATP. Dengan demikian sel –sel prisikel ( atau bagian bagian sel xylem yang masih hidup ) pada satu sisi berperan menyerap ion dari sel – sel hidup disekitarnya dan pada sisi lainnya mengeluarkannya ke pembuluh xylem. Dari hasil penelitian manunjukkan adanya penimbunan ion-ion atau garam-garam didalam sel-sel akar yang masih muda. Hal ini memungkinkan ion yang tertimbun itu menarik ion yang ada didalam tanah, sehingga pemasukan lebih banyak dari pada pengeluaran. Dalam pemasukan ion-ion akar, juga dipengaruhi energy yang digunakan untuk mengatasi tingkatkonsentrasi yang tinggi. Energi dapat diperoleh oleh tanaman melalui pernafasan.
V.               HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
Warna biru
Keterangan warna
Akar
Hypokotil
Kotiledon
30 menit
Ada



60 menit
Ada
ada
Ada

90 menit
Ada
ada
Ada

VI.           PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan kecambah yang diberikan zat kimia CuSO4 pekat dilakukan dengan perlakuan selama 90 menit. Karna pada keadaan setengah jam larutan biru sudah masuk kedalam akar, hypokotil dan kotiledon. Hal ini menandakan bahwa pada tanaman itu dalam siklus hidupnya ia melakukan pertukaran atau pergantian ion secara intensif. Kemampuan larutan CuSo4 ini masuk kedalam jaringan tanaman ini karenakan kecambah yang digunakan masuk dalam keadan segar dan masih sangat aktif dalam melakukan proses pembalahan sel. Sehingga kemampuan kecambah dalam melakukan ion dapat berlangsung dengan cepat.
            Kecambah yang direndam larutan CuSO4 pekat berwarna biru, apabila direndam semakin lama warna biru akan masuk sepenuhnya ke dalam jaringan akar, hypokotil dan kotiledon. Hal ini dapat dilihat langsung dari tabel dimana larutan biru semakin banyak ketika direndam selama 90 menit. Banyaknya larutan biru ketika direndamkan selama 90 menit dikarenakan kecambah melakukan penyerapan larutan yang ada disekitarnya, dan cepatnya larutan ini masuk disebabkan juga karena sel yang ada pada akar membesar sehingga peluang air untuk masuk kedalam akar sangat besar dan cepat. Sehingga memudahkan ion masuk kebagian-bagian kecambah baik kedalam akar hypokotil atau kotiledon
Penyerapan ion ini terjadi dan nampak dengan berubahnya warna akar menjadi biru pada bagian tertentu. Hal ini dapat diamati dengan perendaman kecambah dengan larutan CuSO4 yang berwarna biru. Pada perendaman tanaman kedalam CuSO4 dengan waktu perendaman selama  setengah jam pajang  warna biru yang nampak hanya 0,1 cm dan warna biru yang terdapat pada akar akan semakin panjang dengan semakin lamanya perendaman tanaman tersebut pada larutan CuSO4. hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya panjang warna akar tanaman yang direndam selama 30,60, dan 90 menit. Hal ini menunjukan juga bahwa penyerapan ion –ion atau unsur hara oleh akar tanaman berlangsung secara lambat jika dibandingkan dengan penyerapan air (H2O) oleh akar.
VII.        KESIMPULAN
·        Warna biru yang paling panjang yang terdapat pada akar pada perendaman selama 90 menit.
  • Ion-ion yang diserap kecambah sebagian besar merupakan unsur mikro yang ditunjukkan dengan indikasi warna biru.
  • Penyerapan ion-ion atau unsur hara oleh tanaman berlangsung secara lambat jika dibandingkan penyerapan Air (H2O) oleh akar.
  • Semakin lama kecambah direndam maka akan semakin banyak larutan yang terkandung didalam jaringan.
  • Semakin lama perendaman, maka penyerapan ion – ion oleh akar  akam semakin banyak.
  • Penyerapan ion – ion atau unsur hara oleh akar tanaman berlangsung lambat jika dibandingkan dengan penyerapan air.
SARAN
  • Pada pelaksaan praktikum praktikan sebaiknya teliti agar dalam penggunaan waktu lebih efisien.
VIII.    DAFTAR PUSTAKA
Lakitan Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Anonim, 2010. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian       
                  Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Ismadi, M. H. 1993. Biokimia Umum. Gadjah Mada Press Yogyakarta.
Loveless, AR. 2002. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik. Jakarta : PT. Gramedia.
Salibury. B, dan Cleon W. 2001.  Ross. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar