Senin, 23 Desember 2013

laporan kultur jaringan MEMBUAT LARUTAN STOK


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK KULTUR JARINGAN
“MEMBUAT LARUTAN STOK”

Unib-BW
    OLEH :
NAMA       : PETRUS SIMATUPANG  
NPM           : E1J009094
CO.ASS     : RUTH SIREGAR


PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat berdasarkan komposisi larutan yang digunakan untuk hidroponik, khususnya komposisi unsur-unsur makronya. Unsur-unsur hara diberikan dalam bentuk garam-garam anorganik. Koposisis media dan perkembangan formulasinya didasarkan pada jenis jaringan, organ dan tanaman yang digunakan serta pendekatan dari masing-masing peneliti. Beberapa jenis sensitif terhadap konsentrasi senyawa  makro tinggi atau membutuhkan zat pengatur tertentu untuk pertumbuhannya. 
Media kultur sebagi media tumbuh tanam yang dikulturkan merupakan bagian penting dalam proses perbanyakan tanaman secara invitro. Pentingnya media kultur dalam tehnik perbanyakan vegetatif ini tidak lepas dari adnya komponen penyusun media yang terdiri dari berbagi unsur pendukung pertumbuahan tanaman seperti hara makro, hara mikro, vitamin, zat perangsang tumbuh dan sumber energi dalam bentuk gula.
            Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam: Stok makro, stok mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera digunakan habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran saja.
Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media stok dengan kepekatan atau konsentrasi tertentu sehingga diperoleh pemecahan masalah seperti yang tersebut di atas.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara pembuatan larutan stok



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pembuatan media, langkah pertama adalah membuat stok dari media terpilih. Penggunaan larutan stok menghemat pekerjaan menimbang bahan yang berulang–ulang setiap kali membuat media.“Untuk membuat medium kultur jaringan, biasanya menimbang setiap komponen bahan kimia yang terdapat pada resep medium dasar. Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak waktu dan mengurangi kecepatan. Selain itu timbangan yang digunakan untuk menimbang sejumlah kecil bahan kimia kadang-kadang tidak tersedia. Kendala ini dapat dibatasi dengan pembuatan larutan stok terlebih dahulu, kecuali untuk unsur mikronya. Jadi perlu membuat larutan stok untuk unsur mikro, besi, vitamin, hormon, dan mio-inositol (Hendaryono dan Wijayani, 2007)“. Setiap larutan stok dapat dipergunakan sampai 100 liter media, bahkan larutan stok mikro dapat dipergunakan sampai 100 liter media. Larutan stok dapat disimpan ditempat yang bertemperatur rendah dan gelap.
Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendaki (Yusnita, 2003).
Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan hara  dalam media eksplan atau tanaman yang dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya untuk media dapat dilakukan dengan cara memipet atau menakarnya dengan gelas ukur (Yusnita, 2003).
Pembutan larutan stok dimaksudkan untuk memberi kemudahan pekerjaan dalam pembutan media salnjutnya antara lain;
1.      Menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media
2.      Mengatasi kesulitan penimbangan dalam jumlah yang sangat kecil
3.      Mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlau sering dibuka dan ditutup
(Marlin dkk, 2007).
Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam : Stok makro, stok mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera digunakan habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran saja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah penyimpanan (daya simpan) larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan lagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.
Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan, sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan berdasarkan stok hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok hormone, terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lam. Stok hara baik mikro maupu makro dapat disimpan dalam waktu yang relative lam yaitu 4-8 minggu, sedangkan stok hormone biasanya disimpan dalam jangka waktu 2-4 minggu (Marlin dkk, 2007).
Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok  digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan (Hendaryono dan Wijayani, 2007). Larutan stok kadang-kadang ditumbuhi mikroorganisme. Larutan stok yang terkontaminasi mikroorganisme ini, juga tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu kondisi simpan harus dijaga kebersihan dan tempat (wadah) larutan harus diusahakan cara-cara pembuatan larutan stok untuk media Murashige dan Skoog (1962).
Pada stok hara makro, senyawa-senyawa sumber unsur hara makro diperlukan dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu sebaiknya dibuat dalam larutan stok tunggal. Selain itu jenis anion senyawa sumber unsur hara makro tidak sama, kemungkinan hal tersebut akan mempercepat pengendapan larutan bila dibuat larutan stok campuran. Biasanya larutan stok hara dibuat beberapa macam dan diberi nama sebagai berikut :


Tabel 4. Pembuatan larutan stok media MS untuk skala besar.
No
Larutan stok
Kersenyawaan
Berat persenyawaan (mg)
Pelarut Aquadest
(ml)
Konsentrasi larutan stok (kali)
Volume larutan stok untuk 1 liter media (ml)
1
A
NH4NO3
83500
1000
50
20
2
B
KNO3
95000
1000
50
20
3
C
CaCl2.H2O
44000
1000
100
10
4
D
MgS4.H2O
KH2PO4
(37000+
17000)
1000
100
10
5
E
FeSO4.7H2O
Na2EDTA.
(5570+
7450)
500
500
200
5
6
F
(senyawa mikro)
MnSO4.H2O
ZnSO4.H2O
H3BO3
KI
Na2MoO4.H2O
CoCl.6H2O
CuSO4.5H2O
(3380.0+
1720.0+
1240.0+
1240.0+
50.0+
5.0+
5.0)
1000
200
5

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada larutan stok :
a.       Larutan stok media, sebaiknya tidak disimpan lebih dari 2 bulan sebelum dipergunakan.
b.      Stok vitamin dan zat pengatur tumbuh, sebaiknya digunakan segar (kurang dari 2 minggu). Oleh karena itu sebelum membuat larutan stok, harus ditentukan dahulu kebutuhan media, jadwal pembuatan media dan semua sarana pembuatan media harus benar-benar sudah siap.
c.       Larutan stok yang telah mengalami pengendapan dan yang sudah ditumbuhi mikroorganisme (terkontaminasi), tidak boleh digunakan lagi (dibuang).
d.      Semua alat-alat gelas (alat ukur, takar, wadah) sebelum dipergunakan untuk membuat larutan, harus dibilas dulu dengan aquadest. Setelah selesai digunakan atau sebelum digunakan lagi, harus pula segera dibilas dengan aquadest. Bila tidak digunakan lagi, tempatkanlah pada rak penyimpanan secara terbalik supaya kering dan bagian dalamnya tidak berdebu.
Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman, adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin) dan pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman.
Nicotinic acid, penting keberadaannya di dalam media kultur akar tomat, ercis dan lobak (Bonner dan Devirian, 1939), begitu juga pyroxidin diperlukan dalam kultur akar tomat  (Robbins dan Schmidt, 1939).
Myo-inositol atau meso-inositol atau i-inositol digunakan dalam media untuk  memperbaiki pertumbuhan dan morfogenesis, sehingga myo-inositol dianggap sebagai golongan vitamin untuk tanaman. Menurut Myo-inositol berperan dalam keikutsertaan dalam lintasan biosintesa asam-D-galakturonat yang menghasilkan vitamin C dan pectin serta kemungkinan inkorporasinya dalam fosfoinositida dan fosfatidil inositol yang berperanan dalam pembelahan sel. Penambahan myo-inositol  dengan konsentrasi antara 20-100 mg/l  pertama kali ditunjukkan oleh Jacquiot dalam kultur kambium tanaman elm (George dan Sherringtone, 1984). Myo-inositol berpengaruh  dalam morfogenesis kultur, misalnya dalam kultur Haworthia sp. Pembentukan pucuk dalam Haworthia sp. tergantung dari keberadaannya myo-inositol (Kaul dan Sabharwal, 1972, 1975). Di alam Myo-inositol ditemukan dalam air kelapa, dan dalam jumlah kecil didalam agar  dipasaran. Myo-inositol juga digunakan dalam pembuatan media Wood & Braun dan Murashige & Skoog  (George dan Sherringtone, 1984).
Pantothenic acid mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan jaringan tanaman tertentu, seperti Salix sp. (Telle dan Gautheret, 1947), tidak semua jenis tanaman membutuhkan penambahan pantothenic acid, contohnya pada kultur jaringan wortel.
Vitamin E (tocopherol)  yang ditambahkan ke dalam kultur jaringan tanaman dapat memacu pembentukan kalus friable (remah) dalam kultur embrio jagung sedangkan dalam kultur suspensi  kedelai, merangsang penyebaran sel pada konsentrasi 0.95 mM (Oswald et al, 1977).

BAB III
METODELOGI

3.1 Bahan dan Alat
·        Senyawa kimia penyusun larutan stok A-H
·        Hot Plate
·        Aquades
·        Magnetic stearer
·        Gelas piala
·        Erlenmeyer
·        Labu ukur
·        Sudip
·        Gelas ukur
·        Timbangan analitik

3.2 Cara Kerja
& Pembuatan Larutan Stok A, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang pesenyawaan NH4NO3 sebanyak 8.35 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang tersebut ke dalam gelas piala bersih yang telah berisi aquades atau air bebas ion kurang lebih 70 ml. selanjutnya melakukan pengadukan hingga larut merata, jika berhasil larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke daam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan aquades . Kemudian di dalm labu takar dilakukan penambahan air hingga volumenya tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupny denan rapat dan memberi label “A”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat
& Pembuatan Larutan Stok B, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan KNO3 sebanyak 9.5 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maa arutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “A”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
& Pembuatan Larutan Stok C, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan CaCl2 sebanyak 9,5 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil ma arutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “C”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
& Pembuatan Larutan Stok D, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan MgSO4 sebanyak 0,33 g dan persenyawaan KH2PO4 sebanyak 1,7 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “D”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
& Pembuatan Larutan Stok E, 100 ml konsentrasi 200 kali
1.      Menimbang persenyawaan FeSO4.7H2O sebanyak 0,557 g dan persenyawaan Na2.EDTA  sebanyak 0,745 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “E”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
& Pembuatan Larutan Stok F, 100 ml konsentrasi 200 kali
1.      Menimbang persenyawaan unsure hara mikro dengan menggunakan timbangan :
NO
BAHAN KIMIA
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN
1
MnSO4.7H2O
338 mg
2
ZnSO4.7H2O
7400 mg
3
H3BO3
124 mg
4
KI
16,6 mg
5
Na2MoO4.2H2O
5,0 mg
6
CoCl2.6H2O
0,05 mg
7
CuSO4.5H2O
0,05 mg
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “F”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
& Larutan stok G, 100 ml kepekatan 100 kali
1.      Menimbang 0,1 g myo inositol, Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi aquades kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merat, kemudian volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan aquades. Selanjutnya memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup rapat dan menyimpan pada lemari pendingin.
& Vitamin dan zat pengatur tumbuh
1.      Menimbang bahan-bahan berikut :
a)      Thiamine HCl           : 10 mg
b)      Nicotinic Acid         : 50 mg
c)      Pyridoxine HCl        : 50 mg
d)     Glycine                     : 200 mg
2.      Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi aquades kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merat, kemudian volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan aquades. Selanjutnya memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup rapat dan menyimpan pada lemari pendingin.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Stok

Bahan  kimia

Kons. Per liter
Berat persenyawaan (mg)
Kepekatan larutan stok
Vol. Pemipetan Stok
(ml/L)
A
NH4NO3
1650
83500
50
5,0
B
KNO3
1900
95000
50
5,0
C
CaCl2.2H2O
440
44000
100
2,5
D
MgSO4
KH2PO4
370
170
37000
17000
100
2,5
E
FeSO4.7H2O
Na2EDTA
28
37,3
5570
7450
200
1,25
F
MnSO4. H2O
MgSO4.7 H2O
H3BO3
KI
Na2MoO4.2H2O
CoCl2.6H2O
CuSO4.5H2O
22,3
8,6
6,2
0,83
0,25
0,025
0,025
11150
4300
3100
415
125
12,5
12,5
500
0,5
G
Myo inisytol
100
100
10000

H
Thiamin
Nikotinik acid
Piridoksin
Glysine
0,1
0,5
0,5
2
100
500
500
2000
1000
1000
1000
1000



4.2  Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan larutan stok. Diawali dengan penimbangan media komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah dilakukan penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan kepekatan atau konsentrasi yang dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan menggunakan aquades murni yang tidak mengandung ion. Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.
Larutan stok A mengandung NH4NO3 sebanyak 1650 mg. Untuk membuat larutan stok A dengan kepekatan 50x, kita memerlukan 82500 mg (1650 mg x 50).  Larutan Stok A, kepekatan 50x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
Karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok A hanya 250 ml dengan kepekatan 50 saja, maka kami hanya memerlukan NH4NO3 sebanyak 2,0625 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok A, yaitu dengan menimbang NH4NO3 sebanyak 2,0625 g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel A. Larutan harus terlarut sempurna agar pada waktu diletakan dilemari es tidak terjadi endapan. Biasanya larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan lagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.
Larutan stok B mengandung KNO3 sebanyak 1900 mg. Untuk membuat larutan stok B dengan kepekatan 50x, kita memerlukan 95000 mg (1900 mg x 50).  Larutan stok B, kepekatan 50x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok B hanya 250 ml dengan kepekatan 50, maka kami hanya memerlukan KNO3 sebanyak 23,75 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok B, yaitu dengan menimbang KNO3 sebanyak 23,75 g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel B.
Larutan stok C mengandung CaCl2.2H2O sebanyak 440 mg. Untuk membuat larutan stok C dengan kepekatan 100x, kita memerlukan 44000 mg (440 mg x 100).  Larutan stok C, kepekatan 100x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok C hanya 250 ml dengan kepekatan 50, maka kami hanya memerlukan CaCl2.2H2O sebanyak 11 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok C, yaitu dengan menimbang CaCl2.2H2O sebanyak 11 g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel C.
Larutan stok D mengandung dua unsure yaitu MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak 370 dan 170 mg. Untuk membuat larutan stok D dengan kepekatan 100x, kita memerlukan MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak 37000 dan 17000 mg (masing-masing dikali dengan 50).  Larutan Stok D, kepekatan 100x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok D hanya 250 ml dengan kepekatan 100, maka kami hanya memerlukan MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak 13,5 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah .
Pembuatan larutan stok D, yaitu dengan menimbang MgSO4 dan KH2PO4 masing-masing sebanyak 9.25g dan 4.25g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml. Larutan dimasukkan ke dalam botol yang terpisah, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu MgSO4 kemudian KH2PO4 supaya tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel D.
Larutan stok E mengandung FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 28 mg dan 37,3 mg. Untuk membuat larutan stok E dengan kepekatan 200x, FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 13060 mg (5600 mg + 7460 mg x 200).  Larutan Stok E, kepekatan 200x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok E hanya 250 ml dengan kepekatan 200, maka kami hanya memerlukan FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 3,2 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok E, yaitu dengan menimbang FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA masing-masing sebanyak 1,4 dan 1,8 g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur secara terpisah dan menambahkan akuades masing-masing sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu FeSO4.7H2O kemudian Na2.EDTA supaya tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel E.
Larutan stok F mengandung MnSO4.7H2O, MgSO4.7 H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O, CuSO4.5H2O masing-masing sebanyak 22,3; 8,6; 6.2; 0.83; 0.25; 0.025; 0.025 mg. Untuk membuat larutan stok F dengan kepekatan 500x, memerlukan media sebanyak 19115 mg (masing-masing kebutuhan media dikali dengan 500, setelah itu ditambahkan).  Larutan Stok F, kepekatan 500x , pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok E hanya 250 ml dengan kepekatan 500, maka kami hanya memerlukan stok media F sebanyak 4,77875 g , maka volume larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok E, yaitu masing-masing media dimasukkan ke dalam botol kultur secara terpisah dan menambahkan akuades masing-masing 30 ml, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu MnSO4.7H2O, MgSO4.7 H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O, CuSO4.5H2O supaya tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel F.
Setelah selesai membuat larutan stok, larutan stok yang telah jadi disimpan pada lemari pendingin secara berurutan (A-F). gelas Erlenmeyer tersebut (tempat larutan stok) sebelumnya telah dibaluti dengan aluminium foil yang telah disterilkan. Untuk penggunaannya dalam pembuatan media yaitu dengan cara mengencerkan larutan stok yang telah dipipet sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan aquades. Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil dan mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu sering dibuka dan ditutup. Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok  digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan.
Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan, sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan berdasarkan stok hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok hormone, terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lama.
Senyawa-senyawa di dalam media MS dapat terjadi pengendapan persenyawaan, ini terlihat jelas pada media cair. Kebanyakan dari persenyawaan yang mengendap adalah fosfat dan besi, kemudian dalam jumlah yang lebih sedikit adalah Ca, K, N, Zn dan Mn. Senyawa paling sedikit adalah senyawa yang mengandung unsur C, Mg, H, Si, Mo, S, Ca dan Co. Pengendapan unsur-unsur tersebut mungkin tidak penting, karena unsur-unsur tersebut masih tersedia bagi jaringan tanaman dan pengaruh pengendapannya belum diketahui. Untuk mengatasi pengendapan Fe, Dalton dan grupnya menganjurkan supaya konsentrasi Fe dikurangi sampai 1/3 dengan EDTA yang tetap (Dalton et al, 1983)“.

BAB V
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
·         Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil.
·         Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan larutan stok yang terdiri dari stok A-F melalui beberapa tahapan antara lain: penimbangan persenyawaan, pelarutan senyawa kimia dengan menggunakan aquades, penetapan volume akhir, pelabelan dan panyimpanan pada lemari es.
·         Untuk pengenceran dapat menggunakan rumus  untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau dipipet.
·         Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda, untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA


George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture Handbook And Directory Comercil Collaboration. Exogetis Ltd, England.

Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan.
Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.

Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Srcara Efisien. P.T Agromedia Pustaka, Tangerang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar